ذَلِكَ
الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ(2)الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
يُنْفِقُونَ(3)
Kitab
(Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka, (QS. Al Baqarah: 2, 3)
Bahkan ia
merupakan unsur terpenting setelah iman kepada Allah kerena ia dalam Al
Qur’an disejajarkan atau sering disebut setelah iman kepada Allah.
Sebagaimana firmannya:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Di
antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman. (QS. Al Baqarah: 8)
Yang
demikian itu iman kepada Allah akan dapat meyakinkan sumber pertama dan
utama timbulnya segala yang ada di alam semesta ini. Sedangkan percaya
kepada hari akhir akan dapat meyakinkan apa yang akan terjadi di hari
kemudian bagi segenap benda dan makhluk yang ada dipermukaan bumi.
Untuk
mengingatkan manusia akan kejadian yang maha dahsyat dan maha penting
ini yang akan disusul dengan perhitungan amal untuk menentukan siapa
yang akan mendapat balasan sorga dan siapa pula yang akan menempati
neraka karena kedurhakannya kepada Allah, maka pada surat pertama dari
juz ‘Amma (juz 30) Allah SWT mengungkapkan dengan nada tanya sebagai
penegas:
عَمَّ
يَتَسَاءَلُونَ(1)عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ(2)الَّذِي هُمْ فِيهِ
مُخْتَلِفُونَ(3)كَلَّا سَيَعْلَمُونَ(4)ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ(5)
Tentang
apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang
mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan
mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. (QS An Naba: 1-5)
Lalu
perhatikanlah pengulangan-pengulangan tentang kejadian yang maha dahsyat
itu pada surat-surat berikutnya terutama firman-Nya yang berbunyi:
عَبَسَ
وَتَوَلَّى(1)أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى(2)وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ
يَزَّكَّى(3)أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى(4)أَمَّا مَنِ
اسْتَغْنَى(5)فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى(6)
Dia
(Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta
kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari
dosa). atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu
memberi manfa’at kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba
cukup, maka kamu melayaninya. (QS Abasa: 1 – 6)
Lalu untuk
menjelaskan bahwa tiada sesuatu yang paling menakutkan dan mengerikan
kecuali siksa api neraka, maka perhatikanlah ayat Allah berikut ini :
كَلَّا
لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ(4)وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ(5)نَارُ
اللَّهِ الْمُوقَدَةُ(6)الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ(7)إِنَّهَا
عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ(8)فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ(9)
sekali-kali
tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah
yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu
ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang
yang panjang. (QS. Humazah: 4 – 9)
Tentang yang satu ini, maka nabi pun bersabda:
“Seringan-ringan
manusia perihal siksanya ialah seseorang yang dipakaikan padanya
sepasang alas kaki dengan dua buah pengikatnya dari api neraka. Dari
keduanya itu menjadi mendidihlah kedua otaknya sebagaimana mendidihnya
air di kuali. Ia tidak melihat ada orang lain yang dianggapnya lebih
berat siksaanya dari dirinya sendiri, padahal sesungguhnya dialah orang
yang paling ringan siksaannya diantara para ahli neraka. (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Demikianlah
Allah dan Rasul-Nya menjelaskan agar manusia berhati-hati dalam meniti
kehidupan di dunia, baik secar pribadi, keluarga, maupun bangsa agar
terjauh dari siksa neraka yang perih. Sebagaimana firmannya:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا
يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ(6)
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan”. (QS. 66:6)
Yang demikian itu karena Allah tidaklah menciptakan manusia dengan sia-sia. Sebagaimana firman-Nya :
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun: 115)
B. Nama Neraka , Tingkatan Dan Sifat-Sifatnya
Jika sorga yang penuh dengan kenikmatan itu Allah sediakan sebagai balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan berbakti, maka sebaliknya Allah pun menyediakan neraka sebagai tempat balasan dan siksa bagi orang-orang yang ingkar, durhaka dan banyak berbuat dosa.
Jika sorga yang penuh dengan kenikmatan itu Allah sediakan sebagai balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan berbakti, maka sebaliknya Allah pun menyediakan neraka sebagai tempat balasan dan siksa bagi orang-orang yang ingkar, durhaka dan banyak berbuat dosa.
Neraka itu
bertingkat-tingakat yang seluruhnya terdiri dari tujuh tingkatan.
Setiap tingkatan masing-masing memiliki pintu, dan pintu-pintu neraka
tersebut berada dalam neraka yang lain dan berada satu jurusan dengan
yang lainnya dari tingkat teratas hingga tingkat terbawah. Sebagaimana
firman-Nya:
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ(43)لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ(44)
Dan
sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan
kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu
mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan
yang tertentu dari mereka. (QS. Al Hijr: 43-44)
- Hawiyah
- Jahim
- Saqor
- Sa’ir
- Huthomah
- Ladho
- Jahannam
1. Hawiyah
Hawiyah adalah suatu jurang yang sangat dalam dan barang siapa yang jatuh kedalamnya maka dipastikan tidak akan dapat kembali naik keatas. Tentang neraka ini Allah berfirman:
Hawiyah adalah suatu jurang yang sangat dalam dan barang siapa yang jatuh kedalamnya maka dipastikan tidak akan dapat kembali naik keatas. Tentang neraka ini Allah berfirman:
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ(8)فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ(9)وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ(10)نَارٌ حَامِيَةٌ(11)
Dan
adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat
kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah
itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (QS. Al Qariah: 8-11)
2. Jahim
Tentang neraka Jahim ini Allah berfirman:
Tentang neraka Jahim ini Allah berfirman:
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ(6)ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ(7)ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ(8)
Niscaya
kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu
benar-benar akan melihatnya dengan `ainul yaqin, kemudian kamu pasti
akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan
di dunia itu). (QS At Takaatsu: 6-8)
Itulah
tempat balasan bagi orang-orang yang melupakan Allah, orang yang hanya
bersibuk diri dengan urusan duniawi dan bermegah-megahan dengannya.
Bagitu juga neraka Jahim ini merupakan terminal akhir bagi orang-orang
yang sesat, sebagaimana firmanNya
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ
dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat”, (QS Asy Syu’araa: 91)
Di
dalam hadits disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: ”Sesungguhnya siksa
dalam neraka Jahim itu ialah di atas kepala orang-orang yang durhaka itu
dituangkan air yang mendidih kemudian terus masuk ke dalam sehingga
menembus perut mereka, akhirnya keluarlah segala isi yang ada dalam
perut (manusia-manusia yang durhaka) itu, sehingga tampak pula meleleh
dari kedua telapak kakinya. Inilah yang mencair dari isi perut itu. Lalu
dikembalikan lagi sebagaimana semula.” (HR At-Tirmidzy dan iamengatakan hadits ini adalah hasan shohih.)
Tentang neraka Saqor ini Allah berfirman
سَأُصْلِيهِ
سَقَرَ(26)وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ(27)لَا تُبْقِي وَلَا
تَذَرُ(28)لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ(29)عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ(30)وَمَا
جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا
عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِيمَانًا وَلَا
يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ
الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ
يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا
ذِكْرَى لِلْبَشَرِ(31)
Aku
akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka)
Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka
Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas
(malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan
dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang
yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan
orang-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di
dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah
yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?”
Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang
mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada
lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS 74:26-30)
Maksud
dari firman Allah “Tidak membiarkan tertinggal” ialah tidak akan
membiarkan begitu saja terhadap apapun yang dilempar di neraka ini,
melainkan pasti akan terbakar sampai hangus dan hancur tanpa sisa dan
tidak akan dibiarkan keluar darinya. Itulah yang akan menghitamkan tubuh
dan membuat cacat yang luar biasa buruknya.
Demikianlah
Allah mengambarkan keadaan neraka ini agar orang-orang beriman
bertampah imannya dan sebaliknya, menjadi cobaan bagi ahli kitab dan
orang-orang kafir sehingga menjadi yakin dan sadar akan kekeliruannya
sekaligus menjadi peringatan bagi seluruh ummat manusia.
4. Sa’iir
Tidak jauh berbeda dengan dengan keadaan neraka Saqor, maka tentang neraka Sa’iir inipun Allah Swt. Berfirman:
Tidak jauh berbeda dengan dengan keadaan neraka Saqor, maka tentang neraka Sa’iir inipun Allah Swt. Berfirman:
وَلَقَدْ
زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا
لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ(5)
“Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami
jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami
sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS 67:5)
Dan lebih jelas lagi Allah terangkan lagi dalam juz ‘Amma (juz 30) :
وَيَصْلَى سَعِيرًا(12)
Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS 84:12)
Itulah
neraka sa’ir yaitu api yang menyala-nyala sebagai balasan bagi orang
yang durhaka dan orang-orang yang menerima kitab catatan amalannya dari
belakang atau dengan tangan kirinya, sehingga ia akan merengek-rengek
dan berteriak ”celakalah aku…celakalah aku “ yang demikain itu karena
ia dahulu saat hidup di dunia selalu bergembira ria di kalangan
kaumnya (bersama orang-orang kafir) dan kerana ia mempunyai keyakinan
bahwa ia tidak akan dikembalikan kepada Rabbnya bahkan ia tidak yakin
akan adanya hari pembalasan syurga dan neraka.
5. Huthomah
يَوْمَ
يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ(4)وَتَكُونُ الْجِبَالُ
كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ(5)فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ(6) فَهُوَ
فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ(7)وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ(8)فَأُمُّهُ
هَاوِيَةٌ(9)
Pada
hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung
seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang
memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,
maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (QS 101:4-9).
Neraka
Huthomah merupakan tempat pembalasan bagi orang-orang yang sombong,
pengumpat dan pencela, selalu menumpuk-numpuk harta dan salalu sibuk
menghitung-hitungnya, bahkan ia mengaanggap bahwa hartanya itu dapat
selalu membahagiakan dan mengekalkannnya. Padahal sebenarnya tidaklah
demikian.
6. Ladho
Tentang nereka Ladho ini Allah berfirman:
Tentang nereka Ladho ini Allah berfirman:
كَلَّا إِنَّهَا لَظَى(15)نَزَّاعَةً لِلشَّوَى(16)تَدْعُوا مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى(17)وَجَمَعَ فَأَوْعَى(18)
Sekali-kali
tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, Yang
mengelupaskan kulit kepala, Yang memanggil orang yang membelakang dan
yang berpaling (dari agama). Serta mengumpulkan (harta benda) lalu
menyimpannya.” (QS. Al Ma’arij: 15-18)
Karena
dahsyatnya api neraka Ladho ini sehingga kulit kepalapun akan terkelupas
dengan sendirinya. Juga karena kehebatan daya tariknya sehingga setiap
orang yang medekat disitu pasti akan disambarnya, sedangkan orang yang
mendekat ini tidak lain kecuali orang yang membelakangkan punggunya dan
tidak suka menerima kebenaran. Ia memalingkan muka apabila diajak untuk
berbuat kebaikan dan ketaatan. Sebaliknya yang paling suka dilakukan
adalah mengumpulkan harta kekayaan. Hal ini tidak lain hanya karena
sangat loba dan tamaknya pada harta, sehingga dijadikan pundi-pundi dan
hanya untuk dilihat saja ketika hidup di dunia dan sama sekali tidak
untuk dibelanjakan di jalan Allah.
7. Jahanam
Neraka Jahanam adalah neraka yang melingkungi orang-orang yang disiksa di dalamnya dari segala jurusan, yang merupakan penutup dan hamparan. Sebagaimana tersebut :
Neraka Jahanam adalah neraka yang melingkungi orang-orang yang disiksa di dalamnya dari segala jurusan, yang merupakan penutup dan hamparan. Sebagaimana tersebut :
إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا(21)
“Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai,”) QS. 7:40-41)
C. Sifat-sifat penghuni neraka & kesengsaraan siksa neraka
Neraka itu tidak merasa puas dengan banyaknya apa saja yang masuk ke dalamnya, karena senantiasa minta ditambah sehingga tidak terdapat lagi di situ suatu tempat yang kosong sebagaimana di terangkan dalam surat di bawah ini.
Neraka itu tidak merasa puas dengan banyaknya apa saja yang masuk ke dalamnya, karena senantiasa minta ditambah sehingga tidak terdapat lagi di situ suatu tempat yang kosong sebagaimana di terangkan dalam surat di bawah ini.
يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ(30)
(Dan
ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam:
“Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah tambahan?” Dan
didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat
yang tiada jauh (dari mereka). (QS. Qaaf: 30)
Imam Mujahid berkata: “Sebenarnya
tidak ada suatu percakapan tapi percakapan yang terjadi adalah sebagai
suatu perumpamaan hal ihwal dalam neraka yang berarti bahwa di dalamnnya
sudah penuh sesak, sehingga tidak ada satu tempatpun yang terluang lagi
penuh padat dan sukar bergerak.
Dalam
neraka itu para penghuninya di berikan makanan berupa pohon Zaqum yaitu
sebuah pohon yang paling buruk rupanya, pahit rasanya, bacin baunya dan
bahkan berduri.
أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ(62)إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ(63)
(Makanan
surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi
orang-orang yang zalim.” (QS. Ash Shafat : 62-67)
Adapun pakaian penghuni apa neraka itu adalah berupa api juga. Sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Al Haj ayat 19-22
وَالْأَرْضَ
مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ
كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ(19)وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ
لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ(20)وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا
خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ(21)وَأَرْسَلْنَا
الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ(22)
Dan
Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan
Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah
menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan “(Kami
menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi
rezki kepadanya. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah
khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang
tertentu. Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri
minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.”
Dan para
penghuni api neraka itu tidak akan mati selama-lamanya, karena jika ia
mati berarti dapat beristirahat dari siksa dan dapat merasakan kehidupan
yang senang dan nyaman. Hal ini dijelaskan dalam surat 87 ayat 11-13
وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى(11)الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى(12)ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَا(13)
“Orang-orang
yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki
api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak
(pula) hidup.”
Dan penghuni api neraka terhalang pula dari rahmat Allah sebagaimana diterangkan dalam surat Al Muthafifin ayat 16.
Ini adalah merupakan sehebat-hebatnya siksa sebagaimana diterangkan dalam surat lain (4: 56).
Dalam ayat
tersebut di atas dijelaskan bahwa setiap kulit ahli neraka yang sudah
hangus, habis dilalap api lalu diganti pula dengan kulit yang baru. Yang
demikian agar rasa sakit yang sangat justru dirasa dalam urat-urat
dilapisan kulit tersebut, sedang dalam bagian yang lain yang berupa
otot-otot yang rasa sakitnya tidak sesakit yang dirasa di kulit. Oleh
karena itu setiap dokter mengetahui bahwa seorang yang terbakar
sekalipun hanya biasa saja jika belum melampaui lapisan kulit, maka akan
menimbulkan rasa sakit yang pedih sekali. Lain sekali dengan
terbakarnya seorang yang mepampaui lapisan kulit sampai ke bagian dalam
daging, walaupun keadaanya lebih membahayakan namun sakit yang dirasakan
tidak sehebat yang tersebut di atas.
Sesungguhnya
Allah swt memberitahukan kepada kita untuk menunjukan hebatnya
kesengsaraan yang diderita oleh penduduk neraka sehingga andaikata
seseorang hendak menebus dosanya dengan mengorbankan kekasihnya dan
segala apa yang dikasihinya selagi hidup di dunia maka tidak mungkin
dipenuhi segala harapan dan tidak mungkin terkabul segala permohonannya
sebagaimana Allah terangkan dalam surat Al Ma’arij 70 ayat 11-15.
يُبَصَّرُونَهُمْ
يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ
بِبَنِيهِ(11)وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ(12)وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي
تُؤْوِيهِ(13)وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ(14)كَلَّا
إِنَّهَا لَظَى(15)
Sedang
mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat
menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya. Dan
isterinya dan saudaranya, Dan kaum familinya yang melindunginya (di
dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan)
tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat.
Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak,”
Rosulullah saw bersabda: “Apimu
yang kamu nyalakna di dunia ini adalah salah satu bagian dari tujuh
puluh bagian panasnya api neraka jahanam” Para sahabat berkata: “Demi
Allah, api dunia ini saja amat panas, ya Rosulullah”. Lalu Rosulullah
saw bersabda lagi: ”Memang api neraka masih lebih lagi dengan 69 kali
bagian panasnya yang setiap bagianya sama dengan suhu panas api di dunia
itu.” (HR Bukhari, Muslim dan Tirmadzi)
D. Berita gembira bagi orang yang beriman
Dalam hadits yang shoheh ada keterangan yang menyebutkan bahwa orang mukmin itu tidak akan kekal tersiksa dalam neraka, dalam artian jika seorang mukmin itu melakukan dosa-dosa besar sampai berulang kali dan belum terbalas dengan hukuman had sebagimana yang ditetapkan dalam syariat, dan belum bertaubat dengan taubat nasuha juga belum terhapus dengan sebab musibah atau kesakitan lainya yang dapat menghapuskan dosanya, maka tentulah ia akan dihisab amalannya yang buruk itu tadi. Jadi pada hari qiamat kelak Allah swt akan menimbang antara amal-amal baiknya dan juga semua dosa-dosa yang telah dilakukan. Maka jika kebaikan lebih banyak dari keburukannya tentu ia akan dimasukan ke dalam sorga dan juga dapat masuk sorga sekiranya kebaikan dan keburukannya setara.
Dalam hadits yang shoheh ada keterangan yang menyebutkan bahwa orang mukmin itu tidak akan kekal tersiksa dalam neraka, dalam artian jika seorang mukmin itu melakukan dosa-dosa besar sampai berulang kali dan belum terbalas dengan hukuman had sebagimana yang ditetapkan dalam syariat, dan belum bertaubat dengan taubat nasuha juga belum terhapus dengan sebab musibah atau kesakitan lainya yang dapat menghapuskan dosanya, maka tentulah ia akan dihisab amalannya yang buruk itu tadi. Jadi pada hari qiamat kelak Allah swt akan menimbang antara amal-amal baiknya dan juga semua dosa-dosa yang telah dilakukan. Maka jika kebaikan lebih banyak dari keburukannya tentu ia akan dimasukan ke dalam sorga dan juga dapat masuk sorga sekiranya kebaikan dan keburukannya setara.
وَنَضَعُ
الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ
شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا
وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Kami
akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah
dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya
seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah
Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS: Al Anbiya: 47)
Adapun
jika keburukannya itu lebih berat timbangannya maka ia akan dimasukan ke
dalam neraka. Di situlah ia akan disiksa sesuai dengan kadar apa yang
telah diamalkan dan sesuai pula dengan dosa yang telah ditimbun serta
setimpalpula bentuk hukuman yang akan diterimanya. Setelah cukup masa
hukumnya, maka iapun akan dikeluarkan dari neraka tadi dengan tubuh yang
suci. Kemudian ia akan memperolah apa yang telah dijanjikan oleh Allah
swt pahala atas kebaikannya. Demikian itulah cara penerapan dari
keadilan dan kebijaksanaan Allah.
Mengenai
tidak kekalnya orang mukmin dalam neraka disebutkan dalam sebuah hadits
yang diriwaytkan oleh Abu Said Al Khudri bahwasanya Nabi saw bersabda: “Ahli
syruga akan masuk syurga dan ahli neraka akanmasuk neraka. Kemudian
Allah berfirman: “Keluarkanlah dari neraka itu siapa saja yang di dalam
hatinya ada keimanan sekalipun seberat biji saw”. Orang-orang ini lalu
keluar dari neraka dan tubuhnya sudah hitam hangus, lalu mereka
dimsaukan kedalam sungai kehidupan (yang memberikan semnagat hidup hiudp
kembali) lalu tumbuhlah orang-orang tersebut sebagaimana tumbuhnya
benih di samping tanah yang terkena air bah. Tidaklah engkau megetahui
bahwa benih itu akan keluar kekuning-kuningan dan berseri-seri”. (HR. Bukhari, Muslim & Nasai)
Selain itu ada sebuah hadits lain; dari Annas ra bahwasanya Rosulullah saw bersabda: “Akan
keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan La Ilaha illallah,
sedang dalam kalbunya ada kebaikan seberat biji kacang. Akan keluar dari
neraka siapa saja yang mengucapkan La Ilaha illallah, sedang dalam
kalbunya ada kebaikan seberat debu. (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Jadi
dengan demikian orang-orang mukmin yang berasal dari neraka itu akan
keluar sesudah dimandikan dalam sungai kehidupan, sehingga tubuh mereka
kembali segar bugar, bersemangat, riang gembira karena mereka mendapat
kenikmatan yang luar biasa setelah mendapatkan siksa yang tiada tara dan
mereka merasakan hidup layak lagi sebagaimana yang mereka idam-idamkan.
Sumber : Almanar
Sumber : Almanar