Ciri-Ciri Neraka Dalam Al Qur’an


 Sinar Islami | Percaya dan yakin akan adanya neraka pada hakekatnya termasuk iman kepada hari akhir yang merupakan salah satu rukun atau sendi dari berbagai rukun keimanan (Arkanul Iman) dan merupakan bagian yang paling pokok dan penting dari aqidah Islam. Allah berfirman
 ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ(2)الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ(3)
Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (QS. Al Baqarah: 2, 3)
Bahkan ia merupakan unsur terpenting setelah iman kepada Allah kerena ia dalam Al Qur’an disejajarkan atau sering disebut setelah iman kepada Allah. Sebagaimana firmannya:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS. Al Baqarah: 8)
Yang demikian itu iman kepada Allah akan dapat meyakinkan sumber pertama dan utama timbulnya segala yang ada di alam semesta ini. Sedangkan percaya kepada hari akhir akan dapat meyakinkan apa yang akan terjadi di hari kemudian bagi segenap benda dan makhluk yang ada dipermukaan bumi.
Untuk mengingatkan manusia akan kejadian yang maha dahsyat dan maha penting ini yang akan disusul dengan perhitungan amal untuk menentukan siapa yang akan mendapat balasan sorga dan siapa pula yang akan menempati neraka karena kedurhakannya kepada Allah, maka pada surat pertama dari juz ‘Amma (juz 30) Allah SWT mengungkapkan dengan nada tanya sebagai penegas:
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ(1)عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ(2)الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ(3)كَلَّا سَيَعْلَمُونَ(4)ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ(5)
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. (QS An Naba: 1-5)
Lalu perhatikanlah pengulangan-pengulangan tentang kejadian yang maha dahsyat itu pada surat-surat berikutnya terutama firman-Nya yang berbunyi:
عَبَسَ وَتَوَلَّى(1)أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى(2)وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى(3)أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى(4)أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى(5)فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى(6)
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa’at kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. (QS Abasa: 1 – 6)
Lalu untuk menjelaskan bahwa tiada sesuatu yang paling menakutkan dan mengerikan kecuali siksa api neraka, maka perhatikanlah ayat Allah berikut ini :
كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ(4)وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ(5)نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ(6)الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ(7)إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ(8)فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ(9)
sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS. Humazah: 4 – 9)
Tentang yang satu ini, maka nabi pun bersabda:
“Seringan-ringan manusia perihal siksanya ialah seseorang yang dipakaikan padanya sepasang alas kaki dengan dua buah pengikatnya dari api neraka. Dari keduanya itu menjadi mendidihlah kedua otaknya sebagaimana mendidihnya air di kuali. Ia tidak melihat ada orang lain yang dianggapnya lebih berat siksaanya dari dirinya sendiri, padahal sesungguhnya dialah orang yang paling ringan siksaannya diantara para ahli neraka. (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Demikianlah Allah dan Rasul-Nya menjelaskan agar manusia berhati-hati dalam meniti kehidupan di dunia, baik secar pribadi, keluarga, maupun bangsa agar terjauh dari siksa neraka yang perih. Sebagaimana firmannya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ(6)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. 66:6)
Yang demikian itu karena Allah tidaklah menciptakan manusia dengan sia-sia. Sebagaimana firman-Nya :
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun: 115)
B.  Nama Neraka , Tingkatan Dan Sifat-Sifatnya
Jika sorga yang penuh dengan kenikmatan itu Allah sediakan sebagai balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan berbakti, maka sebaliknya Allah pun menyediakan neraka sebagai tempat balasan dan siksa bagi orang-orang yang ingkar, durhaka dan banyak berbuat dosa.
Neraka itu bertingkat-tingakat yang seluruhnya terdiri dari tujuh tingkatan. Setiap tingkatan masing-masing memiliki pintu, dan  pintu-pintu neraka tersebut berada dalam neraka yang lain dan berada satu jurusan dengan yang lainnya dari tingkat teratas hingga tingkat terbawah. Sebagaimana firman-Nya:
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ(43)لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ(44)
Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (QS. Al Hijr: 43-44)


Nama-nama neraka tersebut adalah:
  1. Hawiyah
  2. Jahim
  3. Saqor
  4. Sa’ir
  5. Huthomah
  6. Ladho
  7. Jahannam
1. Hawiyah
Hawiyah adalah suatu jurang yang sangat dalam dan barang siapa yang jatuh kedalamnya maka dipastikan tidak akan dapat kembali naik keatas. Tentang neraka ini Allah berfirman:
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ(8)فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ(9)وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ(10)نَارٌ حَامِيَةٌ(11)
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (QS. Al Qariah: 8-11)
2. Jahim
Tentang neraka Jahim ini Allah berfirman:
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ(6)ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ(7)ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ(8)
Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan `ainul yaqin,  kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS At Takaatsu: 6-8)
Itulah tempat balasan bagi orang-orang yang melupakan Allah, orang yang hanya bersibuk diri dengan urusan duniawi dan bermegah-megahan dengannya. Bagitu juga neraka Jahim ini merupakan terminal akhir bagi orang-orang yang sesat, sebagaimana firmanNya
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ
dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat”, (QS Asy Syu’araa: 91)
Di dalam hadits disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: ”Sesungguhnya siksa dalam neraka Jahim itu ialah di atas kepala orang-orang yang durhaka itu dituangkan air yang mendidih kemudian terus masuk ke dalam sehingga menembus perut mereka, akhirnya keluarlah segala isi yang ada dalam perut (manusia-manusia yang durhaka) itu, sehingga tampak pula meleleh dari kedua telapak kakinya. Inilah yang mencair dari isi perut itu. Lalu dikembalikan lagi sebagaimana semula.” (HR At-Tirmidzy dan iamengatakan hadits ini adalah hasan shohih.)
3. Saqor
Tentang neraka Saqor ini Allah berfirman
سَأُصْلِيهِ سَقَرَ(26)وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ(27)لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ(28)لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ(29)عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ(30)وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِيمَانًا وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ(31)
Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.  Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.  (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).  Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS 74:26-30)
Maksud dari firman Allah “Tidak membiarkan tertinggal” ialah tidak akan membiarkan begitu saja terhadap apapun yang dilempar di neraka ini, melainkan pasti akan terbakar sampai hangus dan hancur tanpa sisa dan tidak akan dibiarkan keluar darinya. Itulah yang akan menghitamkan tubuh dan membuat cacat yang luar biasa buruknya.
Demikianlah Allah mengambarkan keadaan neraka ini agar orang-orang beriman bertampah imannya dan sebaliknya, menjadi cobaan bagi ahli kitab dan orang-orang kafir sehingga menjadi yakin dan sadar akan kekeliruannya sekaligus menjadi peringatan bagi seluruh ummat manusia.
4. Sa’iir
Tidak jauh berbeda dengan  dengan keadaan neraka Saqor, maka tentang   neraka  Sa’iir  inipun  Allah  Swt. Berfirman:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ(5)
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS 67:5)
Dan lebih jelas lagi Allah terangkan lagi dalam juz ‘Amma (juz 30) :
وَيَصْلَى سَعِيرًا(12)
Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS 84:12)
Itulah neraka sa’ir yaitu api yang menyala-nyala sebagai balasan bagi orang yang durhaka dan orang-orang yang menerima kitab catatan amalannya dari belakang atau dengan tangan kirinya, sehingga ia akan merengek-rengek dan berteriak ”celakalah aku…celakalah aku “  yang demikain itu karena ia dahulu saat hidup di dunia selalu   bergembira ria di kalangan kaumnya (bersama orang-orang kafir) dan kerana ia mempunyai keyakinan bahwa ia tidak akan dikembalikan kepada  Rabbnya bahkan ia tidak yakin akan adanya hari pembalasan syurga dan neraka.
5. Huthomah
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ(4)وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ(5)فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ(6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ(7)وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ(8)فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ(9)
Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran,  dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,  maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (QS 101:4-9).
Neraka Huthomah merupakan tempat pembalasan bagi orang-orang yang sombong, pengumpat dan pencela, selalu menumpuk-numpuk harta dan salalu sibuk menghitung-hitungnya, bahkan ia mengaanggap bahwa hartanya itu dapat selalu membahagiakan dan mengekalkannnya. Padahal sebenarnya tidaklah demikian.
6. Ladho
Tentang nereka Ladho ini Allah berfirman:
كَلَّا إِنَّهَا لَظَى(15)نَزَّاعَةً لِلشَّوَى(16)تَدْعُوا مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى(17)وَجَمَعَ فَأَوْعَى(18)
Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, Yang mengelupaskan kulit kepala, Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama). Serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.” (QS. Al Ma’arij: 15-18)
Karena dahsyatnya api neraka Ladho ini sehingga kulit kepalapun akan terkelupas dengan sendirinya. Juga karena kehebatan daya tariknya sehingga setiap orang yang medekat disitu pasti akan disambarnya, sedangkan orang yang mendekat ini tidak lain kecuali orang yang membelakangkan punggunya dan tidak suka menerima kebenaran. Ia memalingkan muka apabila diajak untuk berbuat kebaikan dan ketaatan. Sebaliknya yang paling suka dilakukan adalah mengumpulkan harta kekayaan. Hal ini tidak lain hanya karena sangat loba dan tamaknya pada harta, sehingga dijadikan pundi-pundi dan hanya untuk dilihat saja ketika hidup di dunia dan sama sekali tidak untuk dibelanjakan di jalan Allah.
7. Jahanam
Neraka Jahanam adalah neraka yang melingkungi orang-orang yang disiksa di dalamnya dari segala jurusan, yang merupakan penutup dan hamparan. Sebagaimana tersebut :
إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا(21)
“Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai,”) QS. 7:40-41)
C. Sifat-sifat penghuni neraka & kesengsaraan siksa neraka
Neraka itu tidak merasa puas dengan banyaknya apa saja yang masuk ke dalamnya, karena senantiasa minta ditambah sehingga tidak terdapat lagi di situ suatu tempat yang kosong sebagaimana di terangkan dalam surat di bawah ini.
يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ(30)
(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah tambahan?” Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). (QS. Qaaf: 30)
Imam Mujahid berkata: “Sebenarnya tidak ada suatu percakapan tapi percakapan yang terjadi adalah sebagai suatu perumpamaan hal ihwal dalam neraka yang berarti bahwa di dalamnnya sudah penuh sesak, sehingga tidak ada satu tempatpun yang terluang lagi penuh padat dan sukar bergerak.
Dalam neraka itu para penghuninya di berikan makanan berupa pohon Zaqum yaitu sebuah pohon yang paling buruk rupanya, pahit rasanya, bacin baunya dan bahkan berduri.
أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ(62)إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ(63)
(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Ash Shafat : 62-67)
Adapun pakaian penghuni apa neraka itu adalah berupa api juga. Sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Al Haj ayat 19-22
وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ(19)وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ(20)وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ(21)وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ(22)
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan “(Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.”
Dan para penghuni api neraka itu tidak akan mati selama-lamanya, karena jika ia mati berarti dapat beristirahat dari siksa dan dapat merasakan kehidupan yang senang dan nyaman. Hal ini dijelaskan dalam surat 87 ayat 11-13
وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى(11)الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى(12)ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَا(13)
“Orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.”
Dan penghuni api neraka terhalang pula dari rahmat Allah sebagaimana diterangkan dalam surat Al Muthafifin ayat 16.
Ini adalah merupakan sehebat-hebatnya siksa sebagaimana diterangkan dalam surat lain (4: 56).
Dalam ayat tersebut di atas dijelaskan bahwa setiap kulit ahli neraka yang sudah hangus, habis dilalap api lalu diganti pula dengan kulit yang baru. Yang demikian agar rasa sakit yang sangat justru dirasa dalam urat-urat dilapisan kulit tersebut, sedang dalam bagian yang lain yang berupa otot-otot yang rasa sakitnya tidak sesakit yang dirasa di kulit. Oleh karena itu setiap dokter mengetahui bahwa seorang yang terbakar sekalipun hanya biasa saja jika belum melampaui lapisan kulit, maka akan menimbulkan rasa sakit yang pedih sekali. Lain sekali dengan terbakarnya seorang yang mepampaui lapisan kulit sampai ke bagian dalam daging, walaupun keadaanya lebih membahayakan namun sakit yang dirasakan tidak sehebat yang tersebut di atas.
Sesungguhnya Allah swt memberitahukan kepada kita untuk menunjukan hebatnya kesengsaraan yang diderita oleh penduduk neraka sehingga andaikata seseorang hendak menebus dosanya dengan mengorbankan kekasihnya dan segala apa yang dikasihinya selagi hidup di dunia maka tidak mungkin dipenuhi segala harapan dan tidak mungkin terkabul segala permohonannya sebagaimana Allah terangkan dalam surat Al Ma’arij 70 ayat 11-15.
يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ(11)وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ(12)وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ(13)وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ(14)كَلَّا إِنَّهَا لَظَى(15)
Sedang mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya.  Dan isterinya dan saudaranya, Dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak,”
Rosulullah saw bersabda: “Apimu yang kamu nyalakna di dunia ini adalah salah satu bagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka jahanam” Para sahabat berkata: “Demi Allah, api dunia ini saja amat panas, ya Rosulullah”. Lalu Rosulullah saw bersabda lagi: ”Memang api neraka masih lebih lagi dengan 69 kali bagian panasnya yang setiap bagianya sama dengan suhu panas api di dunia itu.” (HR Bukhari, Muslim dan Tirmadzi)
D. Berita gembira bagi orang yang beriman
Dalam hadits yang shoheh ada keterangan yang menyebutkan bahwa orang mukmin itu tidak akan kekal tersiksa dalam neraka, dalam artian jika seorang mukmin itu melakukan dosa-dosa besar sampai berulang kali dan belum terbalas dengan hukuman had sebagimana yang ditetapkan dalam syariat, dan belum bertaubat dengan taubat nasuha juga belum terhapus dengan sebab musibah atau kesakitan lainya yang dapat menghapuskan dosanya, maka tentulah ia akan dihisab amalannya yang buruk itu tadi. Jadi pada hari qiamat kelak Allah swt akan menimbang antara amal-amal baiknya dan juga semua dosa-dosa yang telah dilakukan. Maka jika kebaikan lebih banyak dari keburukannya tentu ia akan dimasukan ke dalam sorga dan juga dapat masuk sorga sekiranya kebaikan dan keburukannya setara.
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS: Al Anbiya: 47)
Adapun jika keburukannya itu lebih berat timbangannya maka ia akan dimasukan ke dalam neraka. Di situlah ia akan disiksa sesuai dengan kadar apa yang telah diamalkan dan sesuai pula dengan dosa yang telah ditimbun serta setimpalpula bentuk hukuman yang akan diterimanya. Setelah cukup masa hukumnya, maka iapun akan dikeluarkan dari neraka tadi dengan tubuh yang suci. Kemudian ia akan memperolah apa yang telah dijanjikan oleh Allah swt pahala atas kebaikannya. Demikian itulah cara penerapan dari keadilan dan kebijaksanaan Allah.
Mengenai tidak kekalnya orang mukmin dalam neraka disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwaytkan oleh Abu Said Al Khudri bahwasanya Nabi saw bersabda: “Ahli syruga akan masuk syurga dan ahli neraka akanmasuk neraka. Kemudian Allah berfirman: “Keluarkanlah dari neraka itu siapa saja yang di dalam hatinya ada keimanan sekalipun seberat biji saw”. Orang-orang ini lalu keluar dari neraka dan tubuhnya sudah hitam hangus, lalu mereka dimsaukan kedalam sungai kehidupan (yang memberikan semnagat hidup hiudp kembali) lalu tumbuhlah orang-orang tersebut sebagaimana tumbuhnya benih di samping tanah yang terkena air bah. Tidaklah engkau megetahui bahwa benih itu akan keluar kekuning-kuningan dan berseri-seri”. (HR. Bukhari, Muslim & Nasai)
Selain itu ada sebuah hadits lain; dari Annas ra bahwasanya Rosulullah saw bersabda: “Akan keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan La Ilaha illallah, sedang dalam kalbunya ada kebaikan seberat biji kacang. Akan keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan La Ilaha illallah, sedang dalam kalbunya ada kebaikan seberat debu. (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Jadi dengan demikian orang-orang mukmin yang berasal dari neraka itu akan keluar sesudah dimandikan dalam sungai kehidupan, sehingga tubuh mereka kembali segar bugar, bersemangat, riang gembira karena mereka mendapat kenikmatan yang luar biasa setelah mendapatkan siksa yang tiada tara dan mereka merasakan hidup layak lagi sebagaimana yang mereka idam-idamkan.



Sumber : Almanar
Previous Post Next Post